Furnitur ergonomi telah menjadi solusi efektif dalam menunjang kesehatan karyawan selama bekerja. Kehadiran ergonomi telah membawa keuntungan besar bagi karyawan dan perusahaan. Namun, tahukah Anda mengenai sejarah ergonomi hingga akhirnya diterapkan pada furnitur?
PEXIO akan mengulas lengkap tentang ergonomi dalam artikel ini, mulai dari pengertian, sejarah, tujuan, dan ruang lingkupnya. Baca sampai selesai agar Anda semakin memahami ergonomi furnitur seluk-beluk.
Apa itu Furnitur Ergonomis?
Furnitur ergonomis adalah furnitur yang dirancang atau digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kenyamanan di area kerja. Anda bisa lebih produktif dan efektif saat menyelesaikan pekerjaan dan tidak lagi mengeluhkan ketidaknyamanan berkat kehadiran furnitur yang ergonomis. Furnitur ergonomi terdiri dari variasi desain kursi dan meja sesuai kebutuhan penggunanya. Kursi ergonomi dirancang agar kesehatan tulang belakang manusia tetap terjaga. Selain itu, ada pula meja ergonomis yang bisa diatur ketinggiannya sesuai tinggi badan penggunanya. Anda perlu memahami bahwa desain pada furnitur
biasa dan ergonomis sangat berbeda. Contohnya, kursi kerja tradisional tidak memiliki roda serta sandarannya terlalu tegak. Desain tersebut tentu kurang nyaman digunakan dalam waktu lama. Namun,
kursi kerja ergonomis berbeda karena dilengkapi sandaran leher,
penyangga pinggang (sandaran pinggang), dan memiliki roda di bawahnya. Anda bisa melihat contoh desain kursi ergonomis pada produk BRIGHTON .
Tujuan Ergonomi
Ada tiga tujuan penerapan ergonomi dalam furnitur kantor, yaitu:
1. Peningkatan Keseimbangan Sistem Kerja
Furnitur ergonomi dirancang untuk meningkatkan keseimbangan dari aspek teknis, antropologi, budaya, dan ekonomi dalam sistem kerja. Keseimbangan tersebut bertujuan untuk menciptakan kualitas kerja yang tinggi.
2. Peningkatan Kesejahteraan Fisik
Desain furnitur ergonomis dirancang sedemikian rupa agar penggunanya tidak mengalami cedera atau penyakit seperti nyeri punggung bawah . Kepuasan karyawan semakin meningkat sehingga mereka berpeluang meningkatkan kariernya berkat furnitur ini.
3. Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Penerapan ergonomi juga bertujuan agar kualitas komunikasi dan koordinasi antar karyawan semakin meningkat. Kualitas kerja yang sama yang baik ini akan meningkatkan kesejahteraan sosial sehingga mengurangi miskomunikasi atau pertikaian.
Baca juga: 7 Penerapan Ergonomi di Tempat Kerja dan Manfaatnya
Sejarah Ergonomi
Ergonomi telah melalui sejarah panjang dalam implementasinya. Meski identik dengan desain modern, faktanya penerapan ergonomi sudah ada sejak zaman prasejarah. Simak perjalanan ergonomi dari masa ke masa di bawah ini.
1. Zaman Prasejarah
Prinsip ergonomi terlihat pada transformasi penggunaan alat-alatnya. Awalnya, manusia hanya menggunakan peralatan atau perkakas hanya untuk bertahan hidup dan menghadapi serangan alam. Waktu pun bergulir dan gaya hidup manusia berubah sehingga lebih berbudaya, tetapi kebutuhan hidupnya semakin meningkat. Oleh karena itu, mereka mengubah beberapa alat sederhana agar lebih mudah dan efisien saat digunakan. Contohnya, batu biasa yang digunakan untuk segala keperluan mulai diasah menjadi pisau agar fungsinya lebih spesifik.
2. Zaman Revolusi Industri
Prinsip ergonomi tersebut terus berjalan hingga tiba masanya Revolusi Industri pada abad ke-19. Tahun 1831, Thackrah, dokter asal Inggris, melakukan observasi terhadap postur tubuh pekerja di sekitarnya. Beliau sangat peduli terhadap postur tubuh sebagai bagian dari kesehatan manusia. Saat itu, dia melihat seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi serta pencahayaan yang kurang baik. Alhasil, penjahit tersebut memiliki badan bungkuk dan sering mengalami sakit pinggang. Solusi masalah tersebut digagas oleh Gilbreth, insinyur asal Amerika Serikat, pada tahun 1911. Beliau menerbitkan motion study berisi solusi mengatasi postur tubuh dengan menciptakan meja yang bisa diatur naik-turun sesuai antropometri penggunanya. Elton Mayo, peneliti asal Australia, juga meneliti ergonomi berdasarkan pencahayaan ruangan pada tahun 1933.
3. Masa Perang Dunia II
Kebutuhan ergonomi sejatinya terlihat dari penggunaan alat-alat militer yang digunakan sejak Perang Dunia II (1942-1945). Disiplin ilmu ergonomi pun mulai dikembangkan agar bisa menciptakan mesin yang sesuai kebutuhan manusia. Sayangnya, ilmu ergonomi tidak bisa dikembangkan karena terjadi krisis ekonomi dan personalia akibat perang. Perang Dunia II bukti bahwa kemajuan teknologi memaksa manusia agar beradaptasi dengan desain mesin yang belum tentu cocok. Contohnya, adanya kecelakaan pesawat karena peletakan alat konfigurasinya dianggap kurang ergonomis, bukan karena ketidakmahiran pilotnya. Itulah saat lahirnya disiplin ilmu ergonomi, yaitu pada tahun 1947.
4. Masa Kini (1960 dan Seterusnya)
Ilmu ergonomi terus mengalami perkembangan sejak tahun 1960-an sehingga bisa diterima oleh banyak negara. Ilmu yang awalnya diterapkan pada mesin perang kini diterapkan dalam berbagai bidang, seperti komputer (
hardware dan
software ), sistem persenjataan, teknologi adaptif lainnya hingga furnitur seperti meja dan kursi dan meja komputer ergonomis. Disiplin ilmu ergonomi yang juga dikenal dengan nama faktor manusia (faktor manusia) ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1969. Saat itu, banyak lembaga pemerintah atau swasta mulai didirikan di bidang Ergonomi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Baca juga: 10 Kursi Ergonomis Terbaik dan Harganya pada Tahun 2022
Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang kemampuan dan keterbatasan manusia tentu memiliki ruang lingkup kajian di dalamnya. Ada empat ruang lingkup ilmu ergonomi, yaitu:
1. Kajian Ergonomi Fisik
Kajian ini berkaitan dengan aktivitas fisik manusia, seperti anatomi tubuh, antropometrik, fisiologi, dan karakteristik biomekanisnya. Ergonomi fisik meliputi topik berupa: postur kerja, desain dan tata letak atau
tata letak lokasi kerja, keselamatan dan kesehatan karyawan, dan lain sebagainya.
2. Kajian Ergonomi Kognitif
Ruang lingkup ini mengkaji aktivitas mental yang dapat mempengaruhi interaksi manusia dalam sistem kerja. Ergonomi kognitif meliputi topik berupa: beban mental kerja, interaksi manusia dan komputer, kemampuan manusia, stres akibat kerja , dan lain-lain.
3. Kajian Ergonomi Organisasi Kerja
Kajian ketiga ini meneliti tentang optimalisasi sistem sosiologi dalam lingkungan kerja. Mengenai topik ergonomi organisasi kerja terdiri dari komunikasi, pengelolaan karyawan, manajemen waktu kerja dan istirahat, manajemen mutu, organisasi dan lain sebagainya.
4. Kajian Ergonomi Lingkungan Kerja
Terakhir, ruang lingkup ini mempelajari kondisi lingkungan kerja. Topik yang dibahas dalam ergonomi lingkungan kerja adalah proses kerja, desain ruang kerja, sistem akustik, kenyamanan pemakaian alat pelindung diri (APD), dan lain sebagainya.
Kesimpulan
Sejarah perkembangan ergonomi yang sangat panjang membuktikan bahwa ergonomi telah berhasil diterima oleh manusia. Hal ini tidak lepas dari peningkatan kualitas, produktivitas, dan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang semakin baik. Anda pun pastinya memerlukan
furnitur yang ergonomis di area kerja (
workspace ) rumah atau kantor, bukan? Anda tidak perlu lagi mencari
furniture ergonomis seperti meja dan kursi karena ada PEXIO yang menyediakannya. Kami menyediakan berbagai desain furniture ergonomis seperti kursi dan meja kantor. Pilihan desain dan warnanya pun beragam, jadi bisa disesuaikan dengan interior kantor Anda. Hubungi kami segera untuk informasi lebih lanjut tentang produk ergonomis PEXIO .